Rabu, 15 Januari 2014

TEKNIK PEMERIKSAAN HSG

BAB I
PENDAHULUAN

1.1  Latar Belakang
Latar belakang dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui bagaimana teknik pemeriksaan histerosalphingografi (HSG).  Selain itu akan dijelaskan tentang kriteria-kriteria gambar yang terlihat pada pemeriksaan ini.

1.2  Tujuan
      Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk mengemukakan prosedur pemeriksaan HSG dan peranan HSG dalam menggambarkan organ reproduksi wanita, serta membantu menurunkan tingkat infertilitas yang saat ini sudah sering dilakukan diberbagai rumah sakit.

1.3  Rumusan Masalah
1.      Bagaimana anatomi dan fisiologi pemeriksaan HSG?
  1. Bagaimana teknik pemeriksaan HSG?
  2. Apa saja criteria gambar yang terlihat pada teknik pemeriksaan tersebut ?







BAB II
PEMBAHASAN
2.1  Pengertian Pemeriksaan HSG
Histerosalpingografi (HSG) merupakan suatu untuk pemeriksaan dasar untuk mengetahui anatomi dan fisiologi alat genital wanita, melihat bayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi. Biasanya dilakukan untuk mengetahui penyebab terjadinya infertilitas .

2.2  Anatomi dan Fisiologi

Uterus :
Terdapat dalam rongga panggul, bentuknya seperti buah peer, panjang 6,5 cm – 6 cm dan tebal 2,5 cm – 4 cm. Uterus terletak di belakang kandung kencing dan di depan rectum. Uterus terdiri dari fundus uteri yang merupakan bagian terbesar, dan ismus uteri yang menghubungkan korpus dan serviks. Kanalis servikalis berbentuk spindle, panjangnya 2 cm – 3 cm. Biasanya pada nullipara ostium uteri eksterna terbuka hanya 0,5 cm. Beberapa posisi uterus ,antara lain: Antefleksi, rofleksi, teversi, dan retroversi .
Rahim retrofleksi merupakan salah satu bentuk anatomi yang normal, dimana rahim melengkung ke belakang ke arah punggung, sementara rahim biasanya (antefleksi) tegak ke atas atau melengkung ke depan. Kondisi ini terdapat pada 20% wanita.

Saluran telur (tuba uterina):

Merupakan saluran membranosa yang mempunyai panjang kira-kira 10 – 12 cm. Terdiri dari 4 bagian yaitu:
a.       Pars interstisialis, yaitu bagian yang menempel pada dinding uterus .
b.      Pars ismika, merupakan bagian medial yang menyempit seluruhnya .
c.       Pars ampularis, bagian yang berbentuk saluran agak lebar .
d.      Infundibulum, bagian ujung tuba yang terbuka kearah abdomen dan mempunyai fimbria.

Ovarium:

Terletak dalam fosa ovarika, terdapat dua buah di kanan dan kiri dengan mesovarium menggantung di bagian belakang ligamentum latum. Ukuran normal ovarium, panjang 2,5 – 5 cm, lebar 1,5 – 3 cm dan tebal 0,6 – 1,5 cm.

2.3     Patologi Indikasi Pemerikasaan Dan Kontra Indikasi
1. Patologi Dan Indikasi pemeriksaan dari suatu pemeriksaan HSG adalah antara lain sebagai berikut:                                                                                                
·  Sterilisasi primer dan sekunder.
·  Infertilitas primer dan sekunder.
·  Menentukan lokasi IUD,apakah intrauterine atau tidak ( translokasi IUD).
·  Pendarahan pervagina minimal, akibat mioma, polip adenomatous uteri.
·  Abortus habitualis trisemester II yang dicurigai akibat inkompetensi cerviks.
·  Kelainan bawaan uterus, misalnya unicornis, bicornis, uterus septus, dll.
·  Tumor cavum uteri.
·  Hidrosalping, yaitu salah satu bentuk peradangan kronik pada salping dan sering  akhir dari pyosalping dengan resorbsi eksudat purulan diganti dengan cairan jernih.
·  Tuba non paten yaitu tuba yang oklusi sehingga sprema tidak bisa mencapai ampula untuk membuahi ovum.

2. Kontra Indikasi Dari Pemeriksaan HSG
·  Pendarahan pervagina yang berat
·  Infeksi organ genital baik bagian dalam maupun luar
·  Menstruasi
·  Hamil

C. Persiapan Pasien
Persiapan pasien sebelum dilakukan pemeriksaan adalah sebagai berikut :
- Pasien melakukan perjanjian.
- Pasien menandatangani formulir pernyataan.
- Pasien di beri tahukan beberapa persiapan,diantaranya :
· Pasien dilarang coitus (melakukan hubungan suami istri) sebelum dilakukan   pemeriksaan agar tidak mengganggu pemeriksaan supaya rahim dalam keadaan bersih tidak terdapat sperma.
· Pemeriksaan HSG dilakukan pada hari 9 – 12, dilihat dari siklus haiddan dihitung  dari hari pertama haid.
- Pemeriksaan dilakukan setelah semua persiapan dilakukan dengan baik.
- Pasien diberikan satu tablet spasium dan langsung diminum sebelum pemeriksaan.
- Pasien ganti baju diruang ganti pasien.
- Lalu supine diatas meja pemeriksaan dan kaki diatas standfoot.
- Tiga puluh menit sebelum pemeriksaan pasien disuntikkan valium intra musculer.

2.4   Bahan Kontras yang digunakan
                        Bahan kontras yang sering digunakan  adalah zat kontras yang larut dalam air yaitu urografin 60% (meglumin diatrizoate 60% atau sodium diatrizoate 10%). Bahan kontras ini sifatnya encer, memberikan opasitas yang memuaskan dan mudah masuk ke dalam tuba dan menimbulkan pelimpahan kontras ke dalam rongga peritoneum dengan segera. Pada tahun-tahun terakhir ini dipakai juga bahan kontras lipiodol ultrafluid yang juga dipakai untuk pemeriksaan limfografi, sialografi, fistulografi, dan saluran-saluran yang halus. Kekurangan lipiodol adalah bahwa reasorpsi kembali berlangsung lama sekali jika kontras ini masuk kedalam rongga peritoneum .
          Jumlah bahan kontras yang digunakan berbeda-beda, tergantung pasien, tetapi biasanya mendekati 10 ml .Kontras larut minyak sekarang sudah banyak ditinggalkan, karena komplikasi yang ditimbulkannya yaitu :
          - Emboli paru                                                                                                                
          - Granuloma pada permukaan peritoneum
          - Fibrosis peritoneum
          - Penyerapan lebih lama   Bahan kontras lain yang juga sering dipakai dan memberikan hasil sama seperti urografin, misalnya hipaque 50% (sodium diatrizoate), endografin (meglumine iodipamide), diaginol viscous (sodium acetrizoate plus polyvinyl pyrolidone), isopaque (metrizoate), lipiodol ultrafluid, dan sebagainya .
2.5      Alat Dan Bahan
Alat dan bahan untuk pemeriksaan HSG set terdiri atas bahan-bahan steril dan unsteril, yang terdiri dari:
· Pesawat RÖ dengan flouroscopy
· Peralatan proteksi radiasi


Steril
· Sonde uterus
· Speculum vagina
· Tenaculum (portio tang)
· Conus dgn ukuran S,M,L
· Sarung tangan steril (hand scoon)
· Kain kassa steril
· Kanula injection dan syring
Un Steril :
        . Lampu sorot
        . Bengkok
        . Foot stand

2.6    Tekhnik Pemeriksaan 
1. Plan Foto
Teknik pemotretan
· Pasien supine diatas meja pemeriksaan
·  Atur posisi pasien agar pelvis simetris
·  Sentrasi kurang dari 2,5 cm garis tengah antara kedua sias atau 2 inchi di atas symphisis pubis
·  Sinar diarahkan tegak lurus film
 
2. Pemasangan Alat dan Pemasukan Bahan Kontras
· Pasien tidur supine di atas meja pemeriksaan, bagian bokong pasien diberi alas.
· Posisi pasien litotomi (cytoscopic position), lutut fleksi. sebelum dilakukan pemasangan alat HSG, pasien diberitahukan tentang pemasangan alat dengan maksud agar pasien mengerti dan tidak takut.
· Lampu sorot diarahkan kebagian genetalia untuk membantu penerangan.
· Bagian genetalia eksterna dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa steril.
· Speculum dimasukkan ke liang vagina secara perlahan-lahan.
· Cervix dibersihkan dengan betadine menggunakan kassa steril dan alat forceps/tenaculum.
· Untuk mengetahui arah dan dalamnya cavum uteri digunakan sonde uterus.
· Portio dijepit dengan menggunakan tenaculum agar bagian dalam cervix dapat terbuka.
· Conus dipasang pada alat canulla injection yang telah dihubungkan dengan syiringe yang berisi bahan kontras kemudian dimasukkan melalui liang vegina sehingga conus masuk ke dalam osteum uteri oksterna (ke dalam cervix).
· Tenaculum dan alat salphingograf di fixasi, agar kontras media yang akan dimasukkan tidak bocor.
· Speculum dilepas perlahan-lahan
· Pasien dalam keadaan supine digeser ketengah meja pemeriksaan, kedua tungkai bawah pasien diposisikan lurus.
· Kemudian fluoroscopy pada bagian pelvis dan bahan kontras disuntikkan hingga terlihat spill pada kedua belah sisi.
3. Proyeksi AP
Posisi pasien : supine diatas meja pemeriksaan dengan kedua tungkai lurus, pelvis rapat pada meja pemeriksaan, kedua tangan diatas kepala, meja pemeriksaan diposisikan trendelenberg.
Bahan kontras : disuntikkan 2-5 cc
Central ray : pada symphisis pubis
Kriteria gambar : gambar yang tampak adalahpengisian bahan kontras ke dalam tube fallopi, tampak gambaran corpus uteri dan spill padaperitoneal cavity (rongga peritoneal).
 
4.      Proyeksi Oblique Kanan
Posisi pasien : supine, tungkai bawah kanan lurus,panggul bagian kiri diangkat kira-kira 45 derajat, panggul bagian kanan merapat ke meja pemeriksaan, kedua tangan di atas kepala, meja pemeriksaan diposisikan trendalenbarg.
Central ray : diarahkan pada pertengahan antara SIAS dan sympisis pubis bagian kanan, lalu di eksposi.
Kriteria gambar : gambar yang tampak adalah tampak pada pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tube uterine, dan spill pada rongga peritoneum

5. Proyeksi Oblique Kiri
Posisi pasien : supine, tungkai bawah kiri lurus, panggul bagian kanan diangkat kira-kira 45º, panggul bagian kiri merapat ke meja pemeriksaan , kedua tangan diatas kepala, posisi meja trendelenberg.

Central ray : diarahkan pada pertengahan antara SIAS dengan sympisis pubis.                                                                  Kriteria gambar : yang tampak adalah pengisian bahan kontras pada cavum uteri, tidak spill tube uterus bagian kanan dan kiri serta spill di sekitar fimbrae.
 
6. Post Void/Post Mixi
Pembersihan bahan kontras, posisi sama dengan plan foto, setelah pasien miksi
Kriteria gambar
· Daerah pelvis mencakup vesica urinaria
· Daerah uterus (pintu panggul atas terlihat di pertengahan film)
 Tampak· sisa kontras, sebagian telah kosong

BAB III
PENUTUP

3.1       Kesimpulan

Histerosalpingografi (HSG) merupakan suatu pemeriksaan dasar untuk mengetahui anatomi dan fisiologi alat genital wanita, melihat bayangan rongga rahim dan bentuk tuba fallopi. Biasanya dilakukan untuk mencari penyebab infertilitas.
Bahan kontras yang sering digunakan oleh RSX adalah zat kontras yang larut dalam air yaitu urografin 60% .Indikasi HSG yang paling sering ialah dalam ginekologi, baik sterilitas primer maupun sekunder, untuk melihat potensi tuba

3 komentar:

  1. makasih,sangat bermanfaat buat materi PKL :)

    BalasHapus
  2. makasih,sangat bermanfaat buat materi PKL :)

    BalasHapus
  3. makasih,sangat bermanfaat buat materi PKL :)

    BalasHapus